banner 970x250

Reses Anggota DPRD Dapil V di Parung Panjang : Rakyat Bicara, Legislator di-Tuntut Hadir dengan Aksi Nyata

BOGOR – nusantarapublik co.id – Suasana berbeda mewarnai agenda reses Anggota DPRD Kabupaten Bogor Daerah Pemilihan (Dapil) V di Kecamatan Parung Panjang. Forum yang biasanya berlangsung formal, hari itu berubah menjadi ruang aspirasi yang hidup dan berani. Masyarakat dari berbagai unsur turun langsung menyuarakan kegelisahan, harapan, dan kritik tajam terhadap berbagai persoalan yang mereka hadapi, Selasa (16/07/2025).

Tujuh legislator hadir untuk mendengar langsung suara rakyat : Aan Triana (Golkar), Nurodin (PKB), Egi Gunadi (PDIP), Dede Suhendar (Demokrat), Sutoto (PKS), Shanti Nur Sadiman (NasDem), dan Sarni (Gerindra). Mereka disambut oleh Camat Parung Panjang Drs. Chairuka Judhyanto Nugroho, M.Si. Dan 11 Kepala Desa se-Kecamatan Parung Panjang, Ketua PGRI, Ketua Forum Komunikasi Komite Satuan Pendidikan, Ketua KNPI, para Kepala Sekolah SMP, LSM PPUK, Ketua Ormas , serta para tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan.

Sektor pendidikan menjadi sorotan paling kuat. Minimnya sekolah negeri, ketimpangan daya tampung siswa, hingga kurangnya guru dan fasilitas belajar, menjadi kegelisahan yang mencuat di ruang forum. Kepala Sekolah SMP.Negeri 04 Parung Panjang , Ahmad Yani, menyampaikan keluh kesah masyarakat dengan nada serius dan mendesak.

Pendidikan adalah hak dasar rakyat. Tapi sampai hari ini, Parung Panjang masih kekurangan sekolah negeri, guru honor dibayar seadanya, dan banyak siswa ditolak karena keterbatasan daya tampung. Kami tidak minta janji kami minta komitmen yang mendapat respons serius dari para legislator,”ucap Yani

Tak berhenti di situ, warga juga menuntut pembangunan rumah sakit di wilayah Parung Panjang. Akses layanan Kesehatan yang jauh dan terbatas membuat banyak keluarga tak bisa mendapat penanganan Medis tepat waktu. Warga juga menyoroti buruknya kondisi infrastruktur jalan, utamanya akibat aktivitas kendaraan tambang yang belum dikendalikan secara tegas. Proses serah terima pasos fasum dari pengembang yang mangkrak serta belum adanya perlintasan Kereta Api (KA) resmi menambah daftar panjang masalah yang mereka angkat.

Di tengah derasnya kritik, Sutoto, anggota DPRD dari PKS yang juga tinggal di Parung Panjang, berdiri sebagai suara yang menyatu dengan masyarakat. Dengan penuh keyakinan, ia menegaskan sikapnya.

Saya bukan hanya mewakili Parung Panjang saya bagian dari Parung Panjang. Semua keluhan ini adalah realitas yang saya rasakan sendiri. Maka, tidak ada alasan bagi saya untuk diam. Saya akan kawal semua ini, karena ini bukan sekadar pekerjaan politik, tapi panggilan tanggung jawab sebagai warga Parung Panjang,”tegas Sutoto, disambut tepuk tangan peserta forum.

Reses ini menunjukkan bahwa masyarakat Parung Panjang tidak lagi diam. Mereka tidak lagi menunggu perubahan, tapi menjemputnya dengan suara, keberanian, dan ketegasan. Sekarang, masyarakat menanti langkah nyata dari para Legislator apakah suara rakyat akan benar-benar diperjuangkan, atau lagi-lagi hanya menjadi tumpukan laporan yang lenyap di meja birokrasi,”ungkapnya.

(Tarso).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *